GUNUNG PUTRI, SI SEKSI YANG TAK BOLEH DINODAI




Kalau berbicara mengenai destinasi di Lembang, sebagian besar orang akan bilang Farm House, Floating Market atau D’ Ranch. Akan tetapi kali ini akan saya bahas mengenai Gunung Putri yang seksi dan tak jauh dari pusat keramaian Lembang. Hidup selama delapan tahun di Bandung, baru di tahun ke- delapan menginjakkan kaki disini. Kemana aja Ris???
 Ya begitulah biasanya manusia macam saya selalu mencari-cari yang jauh, eh yang dekat malah diabaikan. Maaf ya Put

Anyway, ini adalah kedua kalinya saya dating eh datang ke Gunung Putri. Pertama kali berkunjung yaitu di Januari 2018, dan pertengahan Mei 2018 untuk kedua kalinya. Langit waktu Bulan Januari lebih bagus, biru bangeeeeeeet!!!


Piknik dengan tikar hasil door prize


Motivasi pertama datang ke Gunung Putri sebenarnya gara-gara hadiah door prize hasil trip kantor. Teman saya dapat tikar dan bingung mau diapakan, maka tercetuslah ide ingin piknik di Gunung Putri dari salah seorang teman saya yang warga lokal Lembang. Lucunya, teman saya yang dapat door prize malah tidak jadi ikut.
Memang begitulah hidup, yang memiliki siapa, yang merasakan siapa…

ASTAGA INI BAGAIKAN KISAH PERSELINGKUHAN ANTARA MANUSIA DENGAN TIKAR!



Oke. Maaf. Skip.

Jujur sebenarnya sudah dari lama dengar yang namanya Gunung Putri, cuma selama ini saya abaikan karena berpikir “Ah yaudahlah, yang penting udah naik Jayagiri.” Padahal meski sama-sama lokasinya di daerah Lembang, ya tetep aja beda tjoy.

Baiklah, akan saya bahas mengenai akses menuju destinasi. Aksesnya sangat mudah, gang atau gerbang utama menuju lokasi dekat sekali dengan Hotel Grand Paradise, hotel bernuansa Eropa yang penuh dengan patung-patung besar. Jika Gunung Putri sulit terdeteksi di GPS, cukup jadikan hotel ini sebagai patokan (waktu itu saya lupa cek GPS).

Oh iya, meskipun saya menyebutkan itu gang, tetapi lebar jalannya dapat dilalui oleh mobil kok. Sekali lagi maaf, saya lupa untuk foto gang atau gerbang utamanya….


Anjay sumpah lebay. Skip.

Saya sarankan jika berkunjung kesini untuk membawa kendaraan pribadi berupa sepeda motor. Untuk mobil memang dapat mengakses jalan menuju kesini, namun tidak begitu saya sarankan. Atau bagi yang ingin berjalan kaki atau bersepeda dari arah depan gang yang akan melewati pemukiman, itu lebih baik karena akan mengurangi polusi udara dan suara bagi masyarakat sekitar. Jalannya agak sedikit menanjak dan berbatu. Bagi yang menggunakan kendaraan bermotor, harap periksa ban sebelum naik. Bagi pejalan kaki, harap menyiapkan air minum sebelumnya. Namun rasa ingin pipis itu resiko. Paling numpang di rumah warga hehe.

Akses menuju ke atas, melewati pemukiman warga

Pemandangan sebelum naik ke atas

Oke, setelah menempuh jarak kurang lebih 2 km , sampailah di depan loket pembelian karcis. Harga naik ke atas hanya Rp. 7,500,- untuk sekali berkunjung, dan Rp. 17,500,- untuk camping. Sangat murah bukan bila dibandingkan dengan apa yang kita dapatkan di atas. Otak segar, mendapatkan banyak oksigen, badan sehat. Oh ya, ada tempat parkir khusus kok, harga sekali parkir sekitar Rp. 3000,- untuk kendaraan roda dua, serta Rp. 5000,- untuk kendaraan roda empat.





Ini loket karcis untuk naik ke atas

Parkiran mobil

Parkiran motor


Jalan ke atas Gunung atau bisa dibilang bukit dari tempat parkir tidak terlalu jauh. Meskipun medannya menanjak, hanya akan memakan waktu kurang lebih 10-15 menit ke atas dengan jalan santai. Bagi yang sudah terbiasa naik gunung, pasti tidak ada apa-apanya. Bagi yang belum pernah naik gunung, paling ngos - ngosan sedikit lah. Tapi lumayan looh…



Tapi semua gagal ketika bungkus cemilan dibuka….


Jalan menuju ke atas Gunung Putri

Spesialnya Gunung Putri, kita dapat melihat sunsrise maupun sunset disini. Sayangnya dua kali dating eh datang ke tempat ini untuk melihat sunrise, dua kali pula saya datang kesiangan. Alhasil matahari sudah ada di atas.
Oh iya, ini saya lampirkan beberapa foto dari atas Gunung Putri :





Kegiatan camping

Bagus kan? Memang. Terus kenapa baru datang kemarin? Yaudahlah ga perlu dibahas.
Memang benar lho, kalimat mutiara klasik yang berbunyi BETTER LATE THAN NEVER’  ‘LEBIH BAIK TELAT DARIPADA TELAT BANGET’.

Oke, beberapa saran saya jika ingin berkunjung ke Gunung Putri :

  •          Waktu paling tepat untuk berkunjung adalah subuh hari, sekitar jam 5 pagi sudah berada di tempat parkir.
  •           Pakai sneakers atau sepatu gunung. Jangan pernah menyepelekan tinggi atau jarak gunung yang ditempuh, karena jalan ke atas tetap saja licin, apalagi setelah hujan. Apalagi kalau pakai sepatu hak, plis jangan
  •          Jika tidak berniat jalan dari arah pintu masuk/ gang utama, disarankan memakai kendaraan pribadi beroda dua karena jarang ada ojek di sekitar situ (ojek online pun biasanya menolak untuk naik ke atas).
  •         Bawa minum plus cemilan, atau makanan berat pun boleh yang penting sampahnya kita bawa pulang kembali. Rasa ingin pipis atau BAB tidak ditanggung.
  •   YA POKOKNYA JANGAN NYAMPAH DIMANAPUN KALIAN BERADA!!!! (Bacanya pake nada slow ya, soalnya ngetiknya juga dengan tampang datar kok).



Catatan : Semua foto di atas (kecuali meme qasidah) merupakan foto pribadi yang di ambil antara pukul 05.30 – 08.30 WIB.

Oke itu saja tulisan dari saya mengenai Gunung Putri, si cantik yang ingin dijamah dengan catatan tanggung jawab setelah menjamahnya. Jangan nodai Putri, plis!!!
Seperti bio Instagram Raisa:


Kalau Gunung Putri punya Instagram, bionya pun kurang lebih akan sama.
Jangan spam, jangan nyampah. Jadilah pengunjung yang bertanggung jawab.


Sampai jumpa di postingan blog selanjutnya!!!!











Komentar